Dahsyatnya Sakatul Maut

28 Juni 2008


"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa
berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya)
pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan
mulai menangisi diri kalian sendiri".

(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan). Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an :



  1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun
    kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
    Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang
    yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke
    tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji
    apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam
    hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

  2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik
    benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang
    canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
    Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun
    kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
    memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah",
    dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
    (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya
    (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang
    munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-
    Nisa 4:7
    Artinya :Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.'

  3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
    Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
    sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
    dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang
    nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS
    al-Jumu'ah, 62:

  4. Kematian datang secara tiba-tiba.
    Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang
    Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
    yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
    (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
    pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
    Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

  5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau
    dipercepat
    Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang
    apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
    kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)

    Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut

    Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan
    tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)

    Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang
    pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang
    pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera
    yang tersobek ?" (HR Bukhari)

    Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .

Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon
berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki
menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa
semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang
tersisa".

Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama
sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh
sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-
tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian,
dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani
Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT
agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka
bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui
suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul
dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa
yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami
kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum
juga hilang dariku."

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap
orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan
waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian
seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi)
Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi
negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6
bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti
dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai
macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan
atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan
mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses
pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana
Allah. Wallahu a'lam bis shawab.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang
keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika
mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran
perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam,
rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu
dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari
mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan
tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan
memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang
pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya,
padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah
menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita,
menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak
tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan
dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja
yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan
memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita
melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi
bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan
berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri
(sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu
kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu
neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat
orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)


Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya
wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat
akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik,
engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah
perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan
burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah
tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang
sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah
hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah
saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di
akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara
kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan
tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau
di neraka".

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang
zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak,
bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat
rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan
menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan)
kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih
baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu)
surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-
sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka
kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang
bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh
para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum,
masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan
surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata
padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak,
bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya,
berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan
termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir
hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di
jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.

0 komentar:

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet