Manajemen Keuangan Keluarga

23 Juni 2008



Dikutip dari CBN CyberSHOPPING
Bahri Kamal --- Jakarta


Salam sejahtera buat pengasuh biro konsultasi. Saya seorang kepala rumah tangga dan bekerja di salah satu perusahaan swasta. Bagaimana cara mengatur keuangan yang baik karena selama ini saya sering mengalami masalah keuangan keluarga karena saya kurang pandai mengaturnya. Terima kasih.
Jawaban:


Halo Pak Bahri,
Selama ini mungkin Anda terbiasa menggunakan penghasilan terutama hanya untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan mendesak jangka pendek, seperti belanja bulanan, uang sekolah anak, telpon, listrik, transportasi ke tempat kerja, dan lain-lain. Padahal, kebutuhan keluarga sebetulnya tidak hanya itu. Kebutuhan keluarga yang sering kurang dipikirkan biasanya adalah kebutuhan jangka panjang yang harus dipenuhi di kemudian hari. Misalnya pendidikan anak, pensiun, membeli rumah atau kendaraan, dan banyak lagi lainnya. Biasanya kita tidak bisa segera memenuhi kebutuhan semacam ini, sehingga kita perlu waktu untuk menyiapkan dananya terlebih dahulu dengan cara menabung dan berinvestasi.


Anda mungkin sudah mempunyai rencana pengelolaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang seperti tersebut diatas. Namun Anda merasa pola pengelolaan keuangan keluarga yang Anda jalankan saat ini kurang berhasil karena masih saja timbul kesulitan yang menyebabkan berbagai masalah. Masalah keuangan ini misalnya defisit anggaran belanja, tidak bisa menabung, terjerat hutang, dan lain sebagainya. Selain itu untuk mempersiapkan kebutuhan jangka panjang mungkin kurang matang dan lengkap. Misalnya hanya mempersiapkan investasi untuk pendidikan anak saja padahal paling tidak harus dipersiapkan juga bagaimana mempersiapkan pensiunnya. Investasi itupun dilakukan tanpa mengetahui apakah dana tersebut akan mencukupi nantinya. Agar tidak terjebak dalam masalah ini dan bisa mengatur keuangan dengan baik, maka seseorang perlu mengetahui seluk beluk masalah keuangan keluarga. Namun sering terjadi orang tidak mengetahui seluk beluk perencanaan keluarga karena kurangnya pengetahuan tentang perencanaan keuangan.

Well, untuk mengatasi masalah ini mulailah perencanaan keuangan keluarga Anda dengan cara membuat anggaran belanja secara rutin terlebih dahulu. Anggaran belanja atau budgeting atau arus kas yaitu catatan pemasukan dan pengeluaran rutin bulanan Anda.
Pemasukan terdiri dari penghasilan Anda dan istri yaitu gaji, bonus, komisi, bunga deposito, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk pengeluaran, maka bagilah menjadi 4 pos pengeluaran yang diprioritaskan, yaitu:

Pos pengeluaran cicilan hutang:
Bayarlah kewajiban hutang Anda terlebih dahulu, sebelum membayar pengeluaran yang lain, karena jika terlambat Anda bisa terkena penalty juga bunganya terus berjalan. Jagalah total cicilan hutang bulanan Anda agar tidak lebih dari 30% dari penghasilan Anda, sehingga sisa penghasilan anda masih cukup untuk membayar kebutuhan hidup lainnya.

Pos pengeluaran untuk setoran tabungan & investasi:

Setelah membayar cicilan hutang atau jika Anda belum mempunyai hutang dimanapun, maka prioritaskanlah untuk melakukan setoran ke tabungan terlebih dahulu. Karena jika Anda menunggu dari sisa gaji baru kemudian menabung, bisanya kan tidak ada sisanya. Usahakan minimal setoran tabungan ini besarnya 10% dari penghasilan Anda, lebih besar lebih baik.

Pos pengeluran premi asuransi:

Banyak sekali risiko keuangan yang bisa dialami sebuah kelurga, misalnya risiko kematian, kesehatan, juga kerugian harta benda. Terjadinya risiko-risiko ini bisa menimbulkan kerugian finansial. Antisipasilah risiko kerugian yang mungkin timbul dengan membeli asuransi.

Pos pengeluaran rumah tangga:
Telpon, listrik, makanan, pakaian, transportasi, rekreasi adalah prioritas pengeluaran terakhir karena jumlah fleksibel, bisa dikurang atau ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Inti dari budgeting adalah agar pengeluran Anda selalu lebih kecil daripada pemasukan. Sebab jika pengeluaran Anda lebih besar daripada pemasukan Anda, pasti akan terjadi defisit. Akibat defisit ini, maka bisa terjadi ada pengeluan keluarga yang tidak terbayar. Untuk menutupnya, bisa-bisa menyebabkan Anda berhutang.
Selamat mengelola keuangan keluarga.

Salam, Mike RiniPerencana Keuangan


0 komentar:

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet