Membongkar Jaringan AKKBB (Bagian 1)

04 Juni 2008


Nama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menjadi buah bibir setelah peristiwa rusuh di silang Monas pada hari ahad siang, 1 Juni 2008. Sebelumnya, aliansi ini sering kali diidentikan dengan gerakan pembelaan terhadap kelompok sesat Ahmadiyah, sebuah kelompok yang mengaku bagian dari Islam namun memiliki kitab suci Tadzkirah—bukan al-Qur’an—dan Rasul Mirza Ghulam Ahmad, bukan Rasulullah Muhammad SAW.


Jika menilik perjalanan historis dan ideologi kelompok sesat Ahmadiyah dengan AKKBB, maka akan bisa ditemukan benang merahnya, yakni permusuhan terhadap syariat Islam, pertemanan dengan kalangan Zionis, mengedepankan berbaik sangka terhadap non-Muslim dan mendahulukan kecurigaan terhadap kaum Muslimin.


Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat Islam India taat dan tsiqah kepada penjajah Inggris, dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi Inggris seperti Jenderal Allenby dan sebagainya. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad dini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris.


Bagaimana dengan AKKBB? Aliansi cair ini terdiri dari banyak organisasi, lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok "keagamaan", termasuk kelompok sesat Ahmadiyah. Mereka yang tergabung dalam AKKBB adalah:
Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)
National Integration Movement (IIM)
The Wahid Institute
Kontras
LBH Jakarta
Jaingan Islam Kampus (JIK)
Jaringan Islam Liberal (JIL)
Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)
Generasi Muda Antar Iman (GMAI)
Institut Dian/Interfidei
Masyarakat Dialog Antar Agama
Komunitas Jatimulya
eLSAM
Lakpesdam NU
YLBHI
Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika
Lembaga Kajian Agama dan Jender
Pusaka Padang
Yayasan Tunas Muda Indonesia
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Crisis Center GKI
Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)
Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)
Gerakan Ahmadiyah Indonesia
Tim Pembela Kebebasan Beragama
El Ai Em Ambon
Fatayat NU
Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta
Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali
Koalisi Perempuan Indonesia
Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya
Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta
Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo
SHEEP Yogyakarta Indonesia
Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya
Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya
LSM Adriani Poso
PRKP Poso
Komunitas Gereja Damai
Komunitas Gereja Sukapura
GAKTANA
Wahana Kebangsaan
Yayasan Tifa
Komunitas Penghayat
Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB
Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok
Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo
Crisis Center SAG Manado
LK3 Banjarmasin
Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar
Jaringan Antar Iman se-Sulawesi
Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin
PERCIK Salatiga
Sumatera Cultural Institut Medan
Muslim Institut Medan
PUSHAM UII Yogyakarta
Swabine Yasmine Flores-Ende
Komunitas Peradaban Aceh
Yayasan Jurnal Perempuan
AJI Damai Yogyakarta
Ashram Gandhi Puri Bali
Gerakan Nurani Ibu
Rumah Indonesia


Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.


Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.


Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang "aneh-aneh" seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.
Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.
Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.
Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.


Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.
Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com, Islamlib.com. dan lainnya.


Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(bersambung/rz)l


Sumber : eramuslim.com

0 komentar:

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet