Hindari Serangan Jantung dengan Gosok Gigi

21 September 2008



Kurangnya kebersihan gigi bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke. Sebab, di dalam mulut terdapat lebih dari 700 bakteri. Jika tidak rajin memelihara kesehatan gigi dan mulut, kuman bisa masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan serangan jantung maupun stroke.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, penyakit jantung merupakan pembunuh utama di seluruh dunia. Kebiasaan merokok, obesitas, dan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi riset terbaru memperlihatkan ketidakpedulian terhadap kesehatan gigi dapat menambah daftar risiko ini. "Kami saat ini mengenali, adanya infeksi bakteri merupakan faktor risiko independen penyakit jantung," kata Prof Howard Jenkins dari Universitas Bristol, Inggris. Dengan kata lain, meski memiliki kondisi tubuh yang sehat, ramping, dan bugar, seseorang akan memiliki peluang terserang penyakit jantung jika kondisi giginya buruk.

Lebih dari 700 bakteri


Ada lebih dari 700 bakteri berbeda dalam mulut manusia, dan menggosok gigi akan membantu membersihkan mulut dari kuman-kuman itu. Sebagian kecil kuman itu dapat memicu terjadinya penyakit terkait arteri yang mengakibatkan serangan jantung dan stroke. "Mulut merupakan tempat paling kotor dalam tubuh manusia," kata Steve Kerrigan dari Royal College of Surgeons. (AFP/EVY)

Cegah Kepikunan dengan Vitamin
Vitamin yang ditemukan pada ikan, daging, dan susu ternyata membantu
mencegah menurunnya daya ingat pada usia lanjut. Menurut hasil studi oleh Universitas Oxford Inggris, orang lanjut usia dengan kadar vitamin B12 lebih rendah dari rata-rata memiliki kemungkinan mengalami penyusutan otak enam kali lebih besar. Sejumlah studi menunjukkan, dua dari lima orang mengalami defisiensi vitamin. Dalam studi yang dilakukan Universitas Oxford dan dipublikasikan dalam jurnal Neurologi itu, pengujian dilakukan pada 107 relawan yang terlihat sehat dalam periode lebih dari lima tahun. Para ilmuwan lalu memantau sekelompok orang usia 61-87 tahun yang dibagi tiga sesuai level vitamin B12. Meski kelompok ketiga dengan level vitamin B12 terendah masih di atas ambang batas defisiensi vitamin B12, mereka lebih mungkin memperlihatkan gejala penyusutan otak dalam periode lebih lima tahun. Prof David Smith, Ketua Proyek Penelitian Daya Ingat dan Penuaan Oxford, sebagaimana dikutip dalam situs BBC, Selasa (9/9), menyatakan, ia berencana menguji coba vitamin B pada lansia untuk melihat jika pemberian vitamin itu bisa memperlambat penyusutan otak. Dr Susanne Sorensen dari Asosiasi Alzheimer menambahkan, penyusutan biasanya diasosiasikan dengan perkembangan demensia. "Vitamin B dapat diberikan sebagai suplemen makanan, termasuk bagi lansia sehat. Ini contoh lain mengapa penting bagi seseorang untuk memodifikasi gaya hidup dengan diet seimbang kaya vitamin B dan antioksidan, " ujarnya menjelaskan. "Jalan terbaik untuk mengurangi risiko berkembangnya demensia pada Anda adalah menjaga konsumsi makanan dengan diet seimbang," ujarnya. (BBC/EVY)

0 komentar:

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet