Kompleksitas Yang Menghambat

20 Maret 2009



Mengapakah kita sering lebih berfokus pada kompleksitas yang menghambat laju pertumbuhan kehidupan kita, daripada berfokus pada yang sederhana dan yang penting?

Saya mencoba menawarkan sebuah contoh sederhana, yaitu iklan sebuah handphone.
Saya sering mengamati perkembangan teknologi yang terpampang di koran-koran melalui iklan handphone dengan beragam merek. Yang saya amati adalah, begitu banyak fitur yang ditawarkan.Tentu semakin lengkap, semakin banyak fitur yang dikandung sebuah handpone, semakin mahal pula nilainya.

Tatkala melihat fitur yang ditawarkan itu sebagai sebuah kelebihan atau keunggulan yang satu dari yang lainnyamaka, secara refleks terjadilah penilaian di dalam alam pikir kita, dengan rekayasa impian dan keinginan untuk memilikinya. Kita pada umumnya ingin yang lengkap, canggih, kompleks, unggul dari yang lain, eksklusif tatkala berada di antara sahabat Tentu tak semua orang berpikir seperti ini, tapi paling tidak saya sempat berpikir demikian.

Handphone tak lagi dipandang dari segi hakikatnya, yaitu SPEED. Kecepatan menyampaikan dan mendapatakan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan
Kecepatan yang mampu menembus ruang dan waktu

Yang terpampang di pikiran justru telah bergeser dari hakikat itu
Yang menjadi pertimbangan justru kompleksitas atau kecanggihan yang dimiliki perangkat handphone tersebut. Kita ingin memilikinya sekaligus, semuanya.
Dengan alasan, seolah-olah kita tak perlu lagi ke mana-mana, ke kantor, dan sebagainya.
Cukup membawa handphone yang canggih itu, dan semuanya menjadi tertangani

Padahal, realitanya tidak demikian.

Setelah saya memiliki perangkat komunikasi canggih ini.. Jangankan menggunakan seluruh fitur, mempelajarinya saja tak sepenuhnya saya lakukan. Yang paling rutin saya gunakan hanya dua fungsi: Menelepon, dan Mengirim SMS.

Nah, ini merupakan ilustrasi yang saya alami, menanggapi pertanyaan menggelitik dari seorang Bapak. Saya (kita..) sering terjebak di dalam kompleksitas yang memacetkan pikiran
Terlalu banyak yang ingin saya selesaikan sekaligus
Padahal, bahkan makan pun, kita harus melakukannya sesuap demi sesuap ke mulut kita.

Kita sering mengabaikan hakikat, tujuan utama melakukan sesuatu.
Atau bahkan kita tidak memahami tujuan kita sendiri melakukan sesuatu.
Kita tak pandai memilah mana yang bermakna mengagumi dan mana yang bermakna kebutuhanAkhirnya, kita banyak membuang waktu dan energi untuk mengatasi kerumitan yang kompleks. Dan lupa pada persoalan utama yang sebenarnya cukup sederhana dan amat mudah mencapainya, jika kita berfokus kepadanya.

Demikian sedikit perenungan saya, kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan
Berpikir kompleks itu tidak buruk, tetapi
Berpikir dan berbuat sederhana, tentu lebih mudah dan lebih mencapai hasil.

Semoga kita semua senantiasa mendapat kasih sayang Allah dan rosulnya, Amin

Salam Super
MARIO TEGUH

Download pula slide motivasi a la Mario Teguh GRATIS ! Silahkan Klik Tombol berikut ==>

0 komentar:

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet