Life is Too Short

26 Februari 2009


Saya coba menjabarkan kisah sukses saya berdasarkan pengalaman saya sendiri.... Saya banyak terpengaruh oleh kesuksesan Kelvin Hui (saya beruntung bisa datang ke seminarnya tahun lalu di Jakarta ).

Kelvin Hui adalah seorang Web Publishing Businessman (Founderambatch.com & SEO Master), yang berhasil mendapatkan kontrak denganYahoo! senilai 20 juta US hanya untuk mempromosikan Yahoo! di Hongkong, Korea & Jepang selama 3 tahun!

Yang menarik manusia ini justru sangat2 sederhana dalam berpakaian, tutur katanya sangat halus namun penuh kebijaksanaan yang membuat pemikiran saya berubah 180 derajat ttg kesuksesan.

Sukses itu sederhana, sukses tidak ada hubungan dng menjadi kaya raya, sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata kiyosaki/tung desem waringin/the secret, sukses itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah ANDA! karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1 ovum, itu adalah sukses pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah kesuksesan Anda kedua...

Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1 di saat tiap menit ada 10 siswa drop out krna tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Anda keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta org mati kelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Anda yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari, Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film Click! yg dibintangi Adam Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal... Sakin sibuknya di Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an jadi best seller dng membuat sukses mjd hal yg rumit dan sukar didapatkan.. . Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump, & resort mewah di Karibia...

Tapi buat saya pribadi yg bisa hidup dng sangat berkecukupan, saya rasa sukses memiliki arti yang berbeda... Sukses adalah mencintai & bangga terhadap diri Anda sendiri, mengerjakan apa yang Anda sukai kapan saja dan di mana saja....

Sukses sejati adalah hidup dng penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda, pada saat Anda gembira Anda, gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya, setelah itu
Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati,

Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan, keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur.

Saya berani berbicara seperti ini, karena hidup yang saya alami ini seperti roda pedati, ketika masih mahasiswa hidup begitu nelangsa cuma mampu makan warteg 1 kali sehari dng nasi setengah + sayur gratis + tempe goreng. Tapi ternyata dl nikmat makan di warteg kok sama saja bila ibandingkan ketika saya makan di restoran mewah di Amerika, toh...

Saya pernah tidur di kolong langit, beralaskan tanah & terpal, hujan kehujanan, & panas kepanasan. Tapi ternyata lelapnya saya tidur dulu kok bisa sama saja yah bila dibandingkan ketika saya tidur di hotel bintang 5 di Jepang, toh...
Saya dulu, pulang-pergi ke sekolah jalan kaki sejauh 40 km Mas, pakai baju lusuh, tas kotor & alat tulis seadanya, datang ke sekolah selalu menjadi bahan tertawaan teman2 yg lebih kaya, tapi kok sama saja toh enaknya ketika saya dijemput oom saya naik mercy, sama2 nyampe jg ternyata, Mas...

Saya pernah diundang bos saya ke rumah barunya, utk menikmati ruang auditoriumnya, ada speaker untuk karaoke, ada utk mendengarkan musik, ada utk home theater, dia bilang harga speaker Thiel-nya untuk mendengarkan musik saja harganya 400 juta, saya disuru dengerin waktu beliau putar musik jazz, memang enak sekali, suara dentingan gelas & petikan bass bisa terdengar jelas, tapi kok setengah jam di situ, saya bosan juga toh, Mas.
Sama aja nikmatnya mendengarkan musik di komputer sendiri, speakernya cuman Simbadda 100 rb...

Pernahkah Anda menyadari?

Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang uang hanyalah alat tukar, Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.

Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motorkan kredit selama 3 tahun.

Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll... Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,

Itu sebabnya mengapa org pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh... Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu Anda...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar bisa dibayar 200 juta ato harga 2 jam seminar Pak Tung bs mencapai 100 juta!!! Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk mjd mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa...

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dng merk sama bila kita jual harganya justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja ternyata...

Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas Anda masih mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga untuk sungkem sama orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat istri/kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada org2 yang anda cintai: orang tua, istri, anak, sahabat2 Anda.

Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi, mungkin nanti malam, LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Anda, entah itu bermain bola, memancing, menonton bioskop, minum kopi, makan makanan favorit Anda, berkebun, bermain catur, atau berkaraoke.. .

Enjoy your life, life is so short...

168 Jam Dalam Sandera


Penulis : Meutya Hafid
Jumlah Halaman : 280
Penerbit : Hikmah15 Februari 2005.

Siapa pun pasti ingat peristiwa nahas tersebut. Meutya Hafid, seorang reporter Metro TV dan Budiyanto, juru kamera yang mendampinginya, disandera oleh Mujahidin Irak. Mereka diculik tiba-tiba saat sedang berhenti di sebuah POM Bensin. Seluruh bangsa pun khawatir, berdoa demi keselamatan mereka, dan mengusahakan pembebasan secepatnya.

Seratus enam puluh delapan jam lamanya Meutya dan Budi berada dalam sandera. Di dalam sebuah gua kecil di tengah gurun Ramadi. Mereka tidur beralaskan batuan dan dibuai oleh suara bom dan tembakan. Harapan terasa amat jauh dari kenyataan. Hari demi hari mereka menunggu kabar pembebasan dengan hati berdebar.

Untuk download e-book silahkan klik link ini ==> powered by :

Dare Dreamer atau Day Dreamer?"

24 Februari 2009

Happy are those who dream dreams and are ready to pay the price to make them come true." - Leon Joseph Cardinal Suenens


Oleh : Anthony Dio Martin

Baru-baru ini, saya menyaksikan tayangan biografi Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, Barack Hussein Obama. Menilik perjalanan hidupnya, sangat sulit terbayangkan bagaimana anak yang ditinggal oleh ayah kandungnya sejak kecil dan sempat berpindah tempat tinggal, termasuk pernah tinggal di Indonesia ini, akhirnya menjadi orang nomor satu di negara adidaya Amerika Serikat.

Dengan darah campuran antara ibu kulit putih dan ayah keturunan Afrika, membuatnya sempat mengalami kebingungan identitas. Bahkan, pada usia awalnya, Obama sempat berkenalan dengan narkoba. Namun, segalanya mulai berubah tatkala ia diterima di Harvard Law School dan mulai melihat titik terang dalam hidupnya.

Mulailah Obama berani bermimpi, setahap demi setahap. Mulai dari masuk ke Kongres, menjadi senator hingga menjadi presiden. Sebuah perjalanan yang hanya bisa dilewati dengan berpegang teguh pada mimpinya. Pada diri Barack Obamalah, kita melihat bagaimana pidato Martin Luther King yang terkenal, "I have a dream", betul-betul terwujud!

Daring dream atau day dream?

Sudah begitu banyak buku, seminar, artikel yang mengajarkan kepada kita soal pentingnya menetapkan sebuah impian. Namun, pertanyaan-nya yang terpenting sekarang: apakah yang kita miliki sekadar mimpi (day dream) atau itu merupakan mimpi berani yang harus dicapai (daring dream)?

Dalam pembelajaran selama hidup ini, dari buku - buku yang saya baca, seminar yang penah saya ikuti, termasuk belajar dari kisah hidup Barack Obama, saya mendefinisikan ada lima perbedaan kualitas antara yang berani bermimpi (daring dream) dan sekadar bermimpi (day dream). Pertama, orang yang berani bermimpi menggantungkan kepada disiplin diri untuk meraihnya, sedangkan seorang pemimpi menggantungkan kepada keberuntungan. Seorang yang berani bermimpi, umumnya punya disiplin yang kuat untuk merealisasikan mimpinya.

Ambil contoh Barack Obama, tatkala kalah dari Bobby Rush dalam pemilihan Partai Demokrat untuk US House of Representative pada 2000, dia tidak menyerah dan masih setia mewujudkan mimpi-mimpinya. Dengan kepala tegak dan penuh disiplin, Barack Obama tetap melanjutkan perjuangan prinsip-prinsipnya. Itulah salah satu disiplin mewujudkan mimpi yang ditunjukkan Barack Obama. Dalam hal ini, benarlah apa yang dikatakan motivator dunia, Jim Rohn bahwa, "Discipline is the bridge between goals and accomplishment. "

Jelas, hanya kedisiplinanlah yang menjadi kunci atau jembatan untuk merealisasikan setiap mimpi kita. Kedua, pribadi yang berani bermimpi tetap terfokus pada proses pencapaian, sedangkan pemimpi selalu terfokus kepada tujuan akhir saja, serta enggan melewati prosesnya. Lihatlah Barack Obama. Ia memulai proses menjadi kandidat presiden dengan tertatih-tatih, satu demi satu persaingan yang berat harus dihadapinya. Termasuk persaingan yang luar biasa adalah justru tatkala ia harus berhadapan dengan Hillary Clinton, istri mantan Presiden Bill Clinton yang sudah begitu dikenal. Jutaan pasang mata bisa melihat bagaimana proses perdebatan yang sengit terjadi di antara mereka, dan Obama menjadi Presiden bukannya dengan jalan yang mulus.

Namun, itulah proses perjuangan yang ditunjukkan seorang Barack Obama. Berbicara tentang hal ini, Greg Anderson, seorang penulis dari Amerika dan pendiri American Wellness Project pernah berujar, "Focus on the journey, not the destination. Joy is found not in finishing an activity but in doing it." Sungguh tepat! Karena itu, kita pun perlu berfokus pada proses pencapaian setiap visi, impian dan cita - cita kita, sesulit apa pun! Dan mulai menikmati proses dalam pencapaiannya. Herannya, tatkala kita betul-betul menikmatinya, suatu ketika kita akan merasa bahwa, tanpa disadari ternyata kita sudah bisa meraih apa yang kita angan-angankan. Ketiga, seorang yang berani bermimpi mencari alasan untuk bertindak, sedangkan seorang pemimpi mencari alasan untuk mengeluh.

Seorang yang benar - benar berani bermimpi, memfokuskan diri kepada tindakan - tindakan yang makin mengarahkan kepada mimpinya. Sebagai seorang yang pernah berkerja sama dan menggunakan metode 'agitasi emosi'-nya Paul Allinski, Barack Obama banyak meletakkan dirinya pada situasi ketika ia betul-betul 'marah' pada kondisinya sekarang untuk memaksanya mengambil tindakan. Itulah yang diajarkan oleh Obama. Tatkala kita tidak puas dengan kondisi sekarang dan mengharapkan yang lebih baik, janganlah mengeluh tetapi berbuatlah sesuatu yang mampu mewujudkan kondisi yang lebih baik. Fokus Obama hanya satu, yaitu bertindak untuk mencapai apa yang menjadi impiannya.

Bagaimana dengan Anda? Lebih banyak berkeluh kesah atau bertindak? Keempat, seorang yang berani bermimpi selalu mengambil inisiatif, sedangkan orang yang hanya bermimpi selalu menunggu. Seorang pemimpi punya kecenderungan menunggu. Entah menunggu waktu baik, hari baik, kesempatan lebih baik, peluang lebih baik, rekan yang baik, tempat yang baik, dan hal baik lainnya yang selalu menjadi prekondisi untuk mewujudkan impiannya. Hal ini kontradiktif sekali dengan orang yang benar - benar berani bermimpi. Dalam kondisi atau situasi apa pun, orang ini selalu mengambil inisiatif. Apa yang belum ada, maka dia akan berusaha keras untuk mencari atau bahkan menciptakannya.

Perhatikan Barack Obama, kelahiran 1961, yang tidak menunggu lantaran usianya yang relatif muda sebagai politisi. Bandingkan dengan Obama yang tidak menunggu kesempatan datang, selalu mengejar bahkan menciptakan peluang. Termasuk saat Obama berusaha bergabung dengan Sidley and Austin law firms di mana ia bertemu dengan Michelle pertama kali, sekaligus kesempatannya untuk bertemu dengan para top leader. Akhirnya, kelima, seorang yang berani bermimpi selalu menganggap bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi, sedangkan seorang pemimpi menganggap bahwa yang terjadi adalah tanggung jawab orang lain.

Kualitas terakhir inilah yang menjadi penentu antara seorang yang sekadar pemimpi dengan yang berani bermimpi. Mereka yang berani bermimpi, punya respons yang benar atas apa pun yang terjadi. Pada saat terjadi kesalahan ataupun kekeliruan, diri mereka tidak mencari 'kambing hitam' untuk dipersalahkan, tetapi selalu belajar dari pengalaman itu. Mulai saat ini, marilah menjadikan diri kita sebagaiDare dreamer bukan hanya seorang day dreamer! Ngomongngomong, tahukah Anda buku pertama yang ditulis BarackObama yang sebagian besar diselesaikan di Bali, berhubunganjuga dengan mimpi yakni, "Dreams from My Father"!Barack Obama adalah dare dreamer sejati!


INDONESIA doesnt need d world, but the world need INDONESIA

21 Februari 2009

Suatu pagi di Bandarlampung, menjemput seseorang di bandara. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Sebut saja si bapak.

Si bapak adalah pengusaha asal singapura, dengan logat bicara gaya melayu, english, (atau singlish?) beliau menceritakan pengalaman2 hidupnya kepada kami yang masih muda. Mulai dari pengalaman bisnis, spiritual, keluarga, bahkan percintaan hehehe..

"Your country is so rich!"

Ah biasa banget kan denger kata2 begitu. Tapi tunggu dulu..

" Indonesia doesnt need d world, but d world need Indonesia "
"Everything can be found here in Indonesia , u dont need d world"
"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan , dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia !"

" Singapore is nothing, we cant be rich without indonesia . 500.000 orang indonesia berlibur ke singapura setiap bulan. bisa terbayang uang yang masuk ke kami? apartemen2 dan condo terbaru kami yang membeli pun orang2 indonesia , ga peduli harga yang selangit, laku keras. Lihatlah rumah sakit kami, orang indonesia semua yang berobat."


"Kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan indonesia masuk? ya benar2 panik. sangat berasa, we are nothing."

"Kalian ga tau kan klo agustus kemarin dunia krisis beras. termasuk di singapura dan malaysia ? kalian di indonesia dengan mudah dapat beras"

"Lihatlah negara kalian, air bersih dimana2.. lihatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari malaysia . Saya pernah ke kalimantan, bahkan pasir pun mengandung permata. Terlihat glitter kalo ada matahari bersinar. Petani disana menjual Rp3000/kg ke sebuah pabrik China . Dan si pabrik menjualnya kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya melihatnya sendiri"

"Kalian sadar tidak klo negara2 lain selalu takut meng-embargo Indonesia ? Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut klo kalian menjadi mandiri, makanya tidak di embargo. harusnya KALIANLAH YANG MENG-EMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Beli lah dari petani2 kita sendiri, beli lah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu kalian impor klo bisa produksi sendiri."

"Jika kalian bisa mandiri, bisa MENG-EMBARGO DIRI SENDIRI, Indonesia will rules the world

Kerja Kreatif, Siapa Bisa?

19 Februari 2009


Kreatif - 1 …berkaitan dengan atau melibatkan imajinasi atau ide-ide orisinil, khususnya dalam memproduksi pekerjaan artistik; 2 … kemampuan untuk menciptakan aneka gagasan, terutama dalam pikiran, imajinasi; 3 … orang (-orang) yang menghasilkan karya-karya; dsb

Di sekolah kehidupan kita semua adalah mahluk pekerja. Sebab dalam artinya yang luas, makna kata "kerja" dan "pekerjaan" menunjuk ke hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia atau karya-karya manusia itu (mesin/alat/ teknologi) . Aktivitas-aktivitas itu ada yang bertujuan untuk memperoleh nafkah lahiriah, yang kita sebut upah,gaji, komisi, atau uang. Ada juga aktivitas yang lebih ditujukanuntuk memperoleh nafkah mental, seperti berburu ilmu pengetahuan danketerampilan, baik lewat institusi formal (sekolah-akademi-universitas yang memberi gelar, bersifat akademis) atau informal(lembaga non-gelar, bersifat praktis), bahkan nonformal (pergaulan di masyarakat). Tak sedikit pula aktivitas yang ditujukan untuk mempererat tali silahturahmi, semacam nafkah sosial-emosional dalam konteks kehidupan. Dan sebagian aktivitas lagi bertujuan untuk memperoleh nafkah spiritual yang memberikan kecerahan hati, kedamaian batin, dan ketentraman yang fundamental dalam menghadapi badai-badai kehidupan.

Meski semua manusia adalah mahluk pekerja, namun para ahli perilaku organisasi sering membeda-bedakan jenis pekerjaan—dalam arti karier yang menafkahi kehidupan pekerjanya—menjadi lima kelompok besar. Pertama, pekerjaan fungsional yang terfokus pada keahlian teknis di bidang-bidang khusus. Inilah yang dilakukan oleh ahli mekanik, desain grafis, pustakawan, teknisi, operator, dan sebagainya. Kedua, pekerjaan manajerial yang terfokus pada proses analisis informasi dan pengelolaan neka ragam sumberdaya, termasuk memimpin manusia. Pekerja di bidang manajerial ini disebut manajer, pimpinan, atau eksekutif. Ketiga, pekerjaan entreprener yang terfokus pada upaya menghasilkan produk/jasa baru dan/atau membangun organisasi usaha (perusahaan) yang bertujuan mencetak laba bagi pemiliknya. Kita menyebut kaum pekerja jenis ini sebagai pedagang, wirausaha, pengusaha, konglomerat, atau tikon, tergantung pada skala usahanya. Keempat, pekerjaan negara yang terfokus pada tugas-tugas administrasi birokrasi dan pertahanan keamanan seperti pegawai negeri dan militer, dengan jenjang yang jelas dan relatif stabil sehinga memberikan rasa aman tertentu. Dan kelima, pekerjaan mandiri yang terfokus pada kebebasan berkarya sesuai dengan irama atau waktu kerja masing-masing, seperti pada peneliti, seniman, penulis lepas, konsultan, dan sebagainya.

Banyak orang berpendapat bahwa dari kelima jenis pekerjaan tersebut di atas, pekerjaan sebagai entreprener adalah jenis yang paling banyak menuntut kreativitas. Sebab entreprener diharapkan untuk melakukan inovasi dengan menghasilkan hal-hal baru yang berguna bagi masyarakat luas atau menemukan cara-cara baru yang memberikan nilai tambah terhadap sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Lahirnya produk- produk legendaris seperti Aqua, Teh Sosro, Es Teller 77, Jamu Tolak Angin, Dunia Fantasi, Kota Wisata, dan sebagainya, selalu digunakan sebagai contoh kreativitas kaum entreprener di Indonesia. Dengan kata lain, entreprener dianggap sebagai kaum "pekerja kreatif" di masyarakat.

Pada sisi lain, sebagian orang melekatkan predikat "pekerja kreatif" hanya terbatas pada praktisi industri periklanan. Terutama karena secara eksplisit, dalam industri periklanan di kenal jabatan kunci yang diberi label "Creative Director". Selanjutnya, ada pula yang mengaitkan konsep "pekerja kreatif" ini hanya terbatas kepada para seniman, pemain teater, sastrawan, dan praktisi industri hiburan, yang umumnya bekerja di luar kantor-kantor tradisional.

Jadi, apakah kerja kreatif itu hanya terbatas milik entreprener, praktisi periklanan dan industri hiburan? Apakah pekerja fungsional, pekerja manajerial, dan pekerja negara tidak perlu kreatif, cukup mengikuti sistem dan prosedur saja?

Terus terang, dari proses pembelajaran saya di sekolah kehidupan, saya melihat tuntutan untuk menjadi pekerja kreatif, setidaknya di milenium ketiga ini, berlaku hampir di semua jenis pekerjaan yang disebutkan di atas. Era kerja keras semata sudah bukan jamannya lagi, meski sulit bagi sebagian besar orang untuk tidak bekerja keras. Di atas kebiasaan kerja keras, perlu ditambahkan kemampuan untuk bekerja secara cerdas, yaitu kerja kreatif.

Dalam konsep kerja keras, indikator pertama yang biasanya dipergunakan untuk mengukur seberapa "keras" seseorang telah bekerja adalah lamanya waktu bekerja. Misalnya, jika sebagian orang bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam, maka ia kita sebut bekerja keras, sebab orang kebanyakan bekerja dari jam 8/9 pagi hingga jam 5 sore saja. Atau jika orang masuk kantor di hari Sabtu, ketika kawan-kawannya menikmati liburan akhir minggu, maka ia disebut sebagai
pekerja keras. Atau kalau ada orang yang bekerja sampai 50/60 jam dalam seminggu, ia masuk kelompok pekerja keras karena umumnya waktu kerja normal 40/44 jam seminggu.

Untuk mampu menjadi pekerja keras, sudah barang tentu dipersyaratkan kondisi fisik yang prima. Orang-orang yang mudah jatuh sakit tidak akan dikenal sebagai pekerja keras. Orang-orang yang tidak menunjukkan disiplin dalam bekerja, juga umumnya tidak dimasukkan dalam kategori pekerja keras. Jadi, kesehatan fisik dan disiplin menjadi indikator kedua untuk dapat mengukur siapakah yang layak disebut sebagai pekerja keras.

Pertanyaannya sekarang, jika pekerja keras dapat didefinisikan dengan ukuran jumlah waktu kerja, kesehatan fisik, dan disiplin kerja, bagaimanakah kita mengukur atau mendefinisikan "pekerja kreatif" yang bekerja secara cerdas?

Ada orang yang menggunakan istilah "Lazy Achiever" untuk menunjuk kepada kaum pekerja kreatif ini. Istilah ini sangat provokatif,
sebab bagaimana mungkin seorang pemalas bisa berprestasi? Namun terlepas dari istilahnya itu, ia menawarkan konsep untuk bekerja 4-5 jam sehari dengan hasil-hasil yang sama atau bahkan lebih baik dari orang-orang yang bekerja 9-10 jam sehari. Dengan kata lain, pekerja kreatif adalah mereka yang bekerja dengan waktu yang lebih singkat untuk memperoleh hasil yang sama atau lebih baik. Disamping itu, konsep "Lazy Achiever" menunjuk kepada orang-orang yang bisa bekerja secara mandiri atau berkolaborasi dan tidak terikat pada lokasi kerja yang disebut kantor. Tempat kerja kaum kreatif ini bisa dimana
saja, mulai dari rumah, garasi, kafe, lobby hotel, kantin sekolah, taman rekreasi, dan sebagainya. Dan mereka dimungkinkan untuk
bekerja dimana saja karena perlengkapan kerjanya mudah dibawa kemana- mana (mobile working tools).

Jadi, kerja kreatif diartikan sebagai bekerja dengan waktu lebih pendek dan fleksibel, secara mandiri atau berkolaborasi, di lokasi kerja yang juga fleksibel, dengan hasil-hasil yang berkualitas tinggi. Untuk itu tidak saja diperlukan fisik yang sehat dan disiplin, tetapi dipersyaratkan penggunaan potensi kecerdasan lainnya yang telah dikembangkan secara memadai.

Dengan pemahaman seperti di atas, muncul pandangan bahwa kerja keras adalah fondasi yang perlu, tetapi tidak akan membawa seseorang kepada kehidupan yang berkualitas. Kerja keras merupakan persyaratan yang diperlukan, tetapi tidak mencukupi (necessary but not sufficient condition) untuk menikmati kehidupan yang berkualitas dan penuh makna. Dan kerja keras hanya menarik jika kita masih dalam rentang usia 20-40 tahun. Setelah lewat usia 40 tahun, kita seharusnya telah mampu bekerja secara cerdas, menjadi pekerja kreatif, yang memberi makna pada hidup yang fana. Demikiankah?

Tabik Mahardika!

Sumber: Kerja Kreatif, Siapa Bisa? oleh Andrias Harefa, Penulis 30
Buku Laris dan Pendiri WRITERSCHOOL

Kematian Itu Indah

13 Februari 2009



Ada sebuah perbincangan yang menarik antara seorang ustadz dengan jamaah pengajiannya. Sang Ustadz bertanya kepada jamaahnya “Ibu-Ibu mau masuk surga?” Serempak ibu-ibu menjawab “mauuuu….” Sang ustadz kembali bertanya “Ibu-ibu ingin mati hari ini tidak?”. Tak ada satupun yang menjawab. Rupanya tidak ada satupun yang kepengen mati. Dengan tersenyum ustadz tersebut berkata “Lha gimana mau masuk surga kalo gak mati-mati”.

ustadz itu meneruskan pertanyaannya “Ibu-ibu mau saya doakan panjang umur?” Dengan semangat ibu-ibu menjawab “mauuu….” Pak Ustadz kembali bertanya “Berapa lama ibu-ibu mau hidup? Seratus tahun? Dua ratus atau bahkan seribu tahun? Orang yang berumur 80 tahun saja sudah kelihatan tergopoh-gopoh apalagi yang berumur ratusan tahun”.
Rupanya pertanyaan tadi tidak selesai sampai disitu. Sang ustadz masih terus bertanya “Ibu-ibu cinta dengan Allah tidak” Jawabannya bisa ditebak. Ibu-ibu serempak menjawab iya. Sang ustadz kemudian berkata “Biasanya kalo orang jatuh cinta, dia selalu rindu untuk berjumpa dengan kekasihnya, Apakah ibu-ibu sudah rindu ingin bertemu Allah?” Hening. Tidak ada yang menjawab.

Kebanyakan dari kita ngeri membicarakan tentang kematian. Jangankan membicarakan, membayangkannya saja kita tidak berani. Jawabannya adalah karena kita tidak siap menghadapi peristiwa setelah kematian. Padahal, siap tidak siap kita pasti akan menjalaninya. Siap tidak siap kematian pasti akan datang menjemput. Daripada selalu berdalih tidak siap lebih baik mulai dari sekarang kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.

Persiapan terbaik adalah dengan selalu mengingat mati. Yakinkan pada diri kita bahwa kematian adalah pintu menuju Allah. Kematian adalah jalan menuju tempat yang indah, surga. Dengan selalu mengingat mati kita akan selalu berusaha agar setiap tindakan yang kita lakukan merupakan langkah-langkah menuju surga yang penuh kenikmatan.
Hakekat kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju Allah. Dalam perjalanan yang singkat ini ada yang kembali dengan selamat, namun ada yang tersesat di neraka. Kita terlalu disibukkan oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini hanya sekedar mampir untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang.
Rasulullah pernah berkata orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi jauh ke depan. Dengan selalu mengingat visi atau tujuan hidupnya ia akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi seorang muslim tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja namun lebih dari itu, visinya jauh melintasi batas kehidupan di dunia. Visi seorang muslim adalah kembali dan berjumpa dengan Allah. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang indah karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang selama ini dirindukan.
Terkadang kita takut mati karena kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Orang tua, saudara, suami/istri, anak. Ini menandakan kita lebih mencintai mereka ketimbang Allah. Jika kita benar-benar cinta kepada Allah maka kematian ibarat sebuah undangan mesra dari Allah.

Namun begitu kita tidak boleh meminta untuk mati. Mati sia-sia dan tanpa alasan yang jelas justru akan menjauhkan kita dari Allah. Mati bunuh diri adalah wujud keputusasaan atas kasih sayang Allah. Ingin segera mati karena kesulitan dunia menandakan kita ingin lari dari kenyataan hidup. Mati yang baik adalah mati dalam usaha menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Mati dalam usaha mewujudkan cita-cita terbesar yakni perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.

Akhirnya orang yang selamat adalah orang yang menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan adalah sarana untuk bisa kembali kepada Allah. Jasadnya mungkin bersimbah keluh berkuah keringat, banting tulang menundukkan dunia namun hatinya tetap hanya terpaut pada sang kekasih Allah SWT. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa kerja keras, berfikir cerdas dan berhati ikhlas.

Duhai Pemilik dunia, ajarkan kami untuk menundukkan dunia, bukan kami yang tunduk kepada dunia. Bila kilauan dunia menyilaukan pandangan kami, bila taburan permata dunia mendebarkan hati kami, ingatkan kami ya Allah. Ingatkan bahwa keridhoan-Mu dan kasih sayang-Mu lebih besar dari pada sekedar dunia yang pasti akan kami tinggalkan. Amin.



Mencari Tuhan di Penggorengan Pisang Raja



SORE hari terasa lezat jika disisipi beberapa potong pisang goreng dan teh manis hangat. Setelah lelah berdiri beberapa jam menyampaikan materi pelatihan, laju mobil mengantarkan saya ke sebuah warung gorengan yang tidak jauh dari komplek perhotelan mentereng di negeri ini. Kaca mata bisnis saya selalu saja senang memperhatikan geliat orang-orang yang berani menolong diri sendiri dan keluarganya melalui usaha halal dalam bentuk apapun. Melihat warung ini, saya mencoba mengkalkulasikan kira-kira berapa besar nilai bisnisnya. Bagaimana pengelolaannya, bagaimana pemasarannya, teknik jual si pelayan dan berbagai hal-hal teoritis lainnya.

Seorang paruh baya menyodorkan sepiring pisang goreng ke hadapan saya sambil tersenyum ramah dan berbasa-basi mempersilahkan saya untuk mencicipinya sekaligus menanyakan minuman apa yang saya minati. Pemilik wajah yang begitu teduh dan damai itu bernama Sudiro yang akhirnya saya tahu bahwa panggilan akrabnya adalah Wak Diro.

Menikmati pisang goreng terasa lebih hangat dengan obrolan ringan bersama Wak Diro. Dalam guyonan yang mengalir saya tahu ternyata Wak Diro adalah perantau asal Kudus yang sudah 16 tahun menjual gorengan pisang. Dalam satu hari ia bisa menghabiskan satu tandan besar dan hasil penjualannya bisa menyekolahkan ke empat anaknya hingga menjadi sarjana. Wak Diro rupanya jebolan fakultas teknik universitas negeri tertua di Jogjakarta, walau ia hanya bisa sampai semester 5.

“ Kenapa tidak bisnis yang lain Wak? Atau menjadi pegawai negeri?” tanya saya menyelidik. Belum sempat menjawab pertanyaan saya, ia menggukkan badan tanda permisi kepada saya karena datang satu mobil Kijang Inova baru yang mendekat. Ternyata mobil itu dikemudikan oleh istrinya yang mengantarkan sesuatu.

Pikiran saya berputar tak tentu. Tanpa sadar saya sedang menakar kantong orang tua ini. "Seorang penjual pisang goreng mampu menguliahkan keempat anaknya hingga sarjana dan kini didepan mata saya, si Istri datang dengan mobil baru yang tidak murah harganya".

Bukan cari uang

Sekali lagi saya jarah lagi semua sudut warung kecil itu. Penataan dagangan lumayan menarik, tetapi tidak istimewa. Kualitas produknya berupa gorengan juga terasa sama seperti pisang goreng ditempat lain. Atmosfir warung juga sama seperti warung-warung lain, walau yang ini terlihat lebih bersih dan terjaga. Sarana promosi sangat sederhana, hanya tulisan Pisang Goreng Panas yang ditulis tangan dengan kuas biasa. Daftar harga tercetak di selembar kertas terlaminasi yang ditempel di dinding sebelah kiri. Ada dua orang pegawai yang membantu menggoreng, membuat minuman dan melayani pelanggan sekaligus. Tetapi jumlah pembelinya silih berganti, tidak sederah air pancuran, tetapi datang satu-satu seperti tiada henti.

Tak lama kemudian istri Wak Diro pergi, kata Wak Diro, istrinya harus mengantar beberapa kertas tisue ke lima cabangnya yang lain. Dan informasi itu membuat saya memilih untuk bertahan lebih lama demi mengetahui apa rahasia sukses bisnis ini.

Setelah melewati beberapa basa-basi, lalu ia bertanya kepada saya, "Mas, sampean apa percaya sama Gusti Allah?". Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena saya tidak bisa memperkirakan kemana arah pemikirannya.

Lalu tanpa menunggu jawaban saya, Wak Diro menjelaskan bahwa dalam 8 tahun terakhir Ia tidak lagi mencari uang semata, tapi Ia mencari Tuhan. "Uang bagi saya hanyalah sekadar bonus atas pencarian dan pengabdian saya ke Gusti Allah".

Seperti pengakuan kebanyakan manusia, Ia meyakini bahwa hanya Tuhan yang sanggup mengarahkan dirinya kepada kondisi apapun."Mas, saya bukan jualan pisang gorang lho", aku Wak Diro, "Saya ini sedang membantu orang-orang agar bisa beribadah dengan baik". "Wow..." pikir saya, apakah penjual pisang goreng ini masih waras?

"Saya ini senang membantu banyak orang dengan mengganjal perutnya agar ibadah shalat Ashar dan Maghrib-nya berjalan dengan baik, karena jam makan malam biasanya setelah Shalat Isya" terang Wak Dirno. Saya mulai memahami apa maksud kalimat Wak Diro sebelumnya, "Uang bagi saya hanyalah sekadar bonus atas pencarian dan pengabdian saya ke Gusti Allah".

Kini saya paham, mengapa ia begitu ramah menyambut tamu-tamunya, kualitas gorengan tetap terjaga baik ukuran maupun takarannya dan ruangan kedai ini tetap terjaga kebersihannya. Jelas bukan karena sekadar mencari uang, tetapi Wak Dirno sedang beribadah. Mencari keridhaan Tuhan. Seperti dijanjikan Allah ketika kita bersyukur, maka nikmat itu terus bertambah dan mengalir lancar.

Saya benar-benar terbayang betapa saya dan banyak sahabat saya yang kerja mati-matian siang -malam hanya sekadar mencari uang. Bayangan itu begitu asam terasa setelah mendengar pengakuan Wak Diro itu. Betapa Wak Diro sudah menemukan kunci dasar sukses bisnis. Ia tidak sekadar menjual jajanan, ia muncul dengan alasan yang lebih mulia. Pisang goreng hanya media mendapatkan ridha Sang Khalik. Semua bentuk kerja dan bisnis dikerjakannya dengan menghadirkan batin, tulus dan iklas.

Khawatir


"Bagian saya adalah mempermudah ibadah orang lain, bagian Gusti Allah menjaga saya Mas" "Saya hanya pasrah dan memohon agar selalu dituntun Gusti Allah" aku Wak Diro. "Apapun langkah saya, saya percaya Gusti Allah akan menyelamatkan saya. Jika saya dibawa ke kubangan kebo sekalipun, saya tetap percaya kalau itu adalah kehendak Gusti Allah dengan maksud tertentu agar saya mendapatkan hikmah atas perjalanan itu".

Menyelesaikan pisang terakhir, saya bertanya, "Wak, apakah sampean tidak khawatir dengan kenaikan BBM?", dengan ringan Wak Diro menjawab, "Lha wong, saya sudah serahkan hidup saya ke Gusti Allah, kok mesti kuatir?". Sambil mengulurkan uang kembalian ke saya, ia berujar, "Saya kan cuma kawulo, apakah pantes kalau saya ikut campur tangan 'ngatur kerjaan Kanjeng Gusti?"

Orang Brengsek, Guru Sejati !


Ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama, dan lain-lain.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit.
Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka; seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.

Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit.

Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikit saja pun jadi sulit.Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.




Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening.Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit.

Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit.Terutama karena beberapa alasan.

Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri.Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu.

Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu.
Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak.
Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah.
Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.

Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet.
Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini ( baca : tubuh dan jiwa ini ) menjadi lebih longgar ( sabar ).

Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik.Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat.
Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur.Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal.

Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.
Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.

Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan.
Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.

Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa.
Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.

Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya menghina kita.

Sumber :
Orang Brengsek Guru Sejati,
oleh : Gede Prama

Dasar Mental Miskin ............Sulit Berubah !!!

10 Februari 2009


Disela-sela waktu aktivitas kehidupan saya, seringkali saya berpikir, kenapa masih banyak orang yang hidup di dalam keterpurukan secara finansial, hidup susah-payah melulu, hidup pas-pas-an bahkan "hidup di bawah garis sempadan kehidupan"...terjun melewati garis kemiskinan. Tapi saya juga ada keraguan, benarkah apa yang saya pikirkan ini? Benarkah yang saya anggap miskin itu, memang benar-benar miskin?

Beberapa kali, saya mencoba mengundang (mengumpulkan) puluhan orang yang menurut saya masuk di dalam kategori hidup pas-pas-an ini...bekerja hanya sebagai pengamen jalanan, gelandangan dan pengemis atau semacamnya...padahal secara fisik, mereka masih sangat segar-bugar, kuat dan masih sangat berpotensi untuk menjadi SUKSES.


Yaa, mereka ini saya bekali dengan motivasi, semangat entrepreneurship sekaligus wawasan bisnis dan ketrampilan untuk memulainya...sebagai ganti pekerjaan mereka, yang menurut saya itu tergolong "pekerjaan tidak manusiawi dan hina". Saya coba memberikan gambaran besar di masa depan mereka, dan syarat utamanya, mereka harus berani memulainya dengan bekal yang saat ini mereka punyai, harus punya hasrat membara untuk memulainya dari yang paling kecil dulu...berani menerima hasil yang paling kecil dulu.

Di dalam pembekalan ini, saya sangat berharap terjadi sebuah perubahan yang dahsyat luar biasa prima pada diri mereka, pada pola berpikirnya...pada sikapnya. Disamping itu, saya juga menawarkan pekerjaan kepada mereka untuk menjadi bagian dari pegawai di perusahaan saya...bagi mereka yang nantinya masih tidak ingin berusaha secara mandiri menjadi entrepreneur. Yaa itu harapan saya kepada mereka,...sebagian kecil dari mereka yang "kurang beruntung", yang saya berikan pembekalan motivasi entrepreneurship ini.

Tahukah Anda, apa yang terjadi kemudian? Harapan saya memang tinggallah harapan belaka. Tidak peduli, harapan saya yang baik untuk kemajuan dan kesuksesan mereka ini, memang hanya menjadi harapan belaka...tidak berubah menjadi kenyataan sesuai program "rehabilitasi" yang saya canangkan. MEREKA TETAP TIDAK BERUBAH...MEREKA TIDAK MAU BERUBAH...


Alasannya? Karena nanti jika mereka memulai usaha dari yang paling kecil, maka HASILNYA PASTI KECIL...dan itu ternyata jauh di bawah hasil mereka dalam satu bulan, saat mereka mengemis atau menjadi pengamen jalanan...kerja ringan tapi hasilnya besar, begitu mereka beralasan. GEDUBRAAK... meskipun saya juga sudah tahu sebelumnya, kalau nantinya mereka pasti memiliki alasan semacam itu...toh saya merasa kecewa juga dengan hasil pelatihan gratis yang saya lakukan ini. Rasanya sia-sia dan membuang waktu berharga saya saja ya.


Tapi saya tidak menyesalinya...yaa hanya kecewa saja (beda nggak yaa, menyesal dengan kecewa?..hehehe). Apapun hasilnya, saya memang harus berbesar hati dalam menyikapinya. Meskipun pada akhirnya, saya menghentikan total pelatihan-pelatihan gratis buat "orang miskin" itu...yang ternyata setelah saya gali lebih dalam, mereka tidaklah semiskin yang saya lihat secara fisiknya.

Mereka yang saya anggap punya pekerjaan "hina" ini, ternyata sesungguhnya punya penghasilan rata-rata sekelas Supervisor Perusahaan, bahkan ada yang sudah setingkat penghasilan Manager Perusahaan...hehehe...ternyata saya kurang tepat sasaran dalam memberikan dukungan buat "kaum miskin" ini...kekekek...


Dasar MENTAL MISKIN, begitu gerutu saya melepaskan rasa kecewa... Dasar MENTAL MISKIN...SULIT BERUBAH...!!! Yaa, ternyata pengalaman saya menunjukkan, bahwa mengubah mental seseorang tidaklah semudah harapan saya...khususnya MENTAL MISKIN.


MENTAL MISKIN...tidak berarti mereka juga miskin secara materi finansial, tidaklah begitu terpuruk hidupnya...mereka masih bisa menikmati "hura-hura" bersenang-senang, dan bepergian wisata. Hanya saja, karena mereka punya MENTAL MISKIN, maka segalanya maunya bisa didapatkan secara INSTAN. Dan,... akal-pikirannya hanya dipakai untuk mencari segala cara, agar mereka ini bisa memperoleh uang atau harta secara instan, tanpa perlu bekerja keras, meskipun harus MENGORBANKAN NILAI-NILAI dan HARGA DIRI nya.

Orang ber-MENTAL MISKIN juga punya kecenderungan untuk TIDAK PUNYA EMPATI, seenaknya sendiri...tidak mau peduli dengan orang lainnya, bahkan diantara mereka sesama bermental miskin. Egoisme diri nya sangat tinggi, sehingga mereka yang punya MENTAL MISKIN ini lebih cenderung mementingkan dirinya sendiri, yang penting dirinya UNTUNG dan SELAMAT...terserah orang lain mau bilang apa! EMANG GUE PIKIRIN... hehehe...


Eh ya, ngomong-ngomong nih, apakah para KORUPTOR juga masuk ke dalam kategori orang yang punya MENTAL MISKIN ya? Mengingat para koruptor ini juga senangnya menggunakan pikirannya untuk mencari cara-cara instan dalam memperoleh kekayaan dengan mengorbankan NILAI-NILAI dan HARGA DIRI nya juga.


Dasar MENTAL MISKIN...!!! SULIT Berubah...!!! Dan, TIDAK MAU BERUBAH...!!!


Sumber : Wuryanano

Seorang Ibu Melahirkan Setelah Meninggal 2 Hari !

05 Februari 2009

Aya Jayne

Kejadian luar biasa menggegerkan dunia kedokteran. Seorang ibu yang dipastikan telah meninggal dunia ternyata masih bisa melahirkan bayi mungil dengan sempurna. Berita ini mendadak tersiar kemana-mana dan menjadi bahan perbincangan dii dunia medis.

Adalah Mahmoud Soliman, 29. Ia tak pernah membayangkan bisa menghadapi kesedihan dan kebahagiaan menjadi satu. Istri yang dicintainya, Jayne Soliman, 41, pergi untuk selama-lamanya. Dan sebagai gantinya, ia mendapatkan seorang bayi perempuan cantik yang dilahirkan dari rahim istrinya.

Yang mengharukan, Aya Jayne, demikian nama bayi tersebut, dilahirkan dua hari setelah Jayne dinyatakan meninggal akibat otaknya tidak bisa berfungsi lagi. Berkat bantuan medis Aya bisa dilahirkan dengan selamat.

Sebenarnya kehamilan Jayne tidak bermasalah. Namun diusia kehamilannya yang mencapai 25 minggu, tiba-tiba ia pingsan, setelah mengeluh sakit kepala.

Segera saja Mahmoud melarikannya ke Rumah Sakit John Radcliffe Hospital di Oxford. Namun beberapa jam kemudian, tim dokter menyatakan otak mantan atlet ski es nasional Inggris ini sudah mati.

Tim dokter mencoba membantu jantung Jayne agar tetap berdenyut dengan beragam peralatan. Upaya ini dilakukan agar bayi yang berada di perut Jayne bias tertolong. Jayne diberi dua dosis besar steroid sehingga jantung bayinya bisa berkembang. Dan akhirnya, Aya Jayne pun bisa lahir dengan selamat melalui operasi cesar.

Usai diangkat dari rahim Jayne, Aya sempat diletakkan di pundak ibunya untuk memberi sedikit waktu bagi keduanya untuk bertemu.

Setelah itu Aya langsung dilarikan ke unit perawatan intensif. Sedangkan Mahmoud diberi kesempatan untuk mengucapkan selamat jalan untuk pada istrinya, sebelum akhirnya dokter mematikan peralatan penunjang hidupnya.

“Dokter mengatakan tak ada yang bisa mereka lakukan untuk Jayne. Namun mereka membutuhkannya untuk tetap kuat bagi anak kami yang belum dilahirkan,” kenang Mahmoud.

“Dia sangat mungil, ia pejuang kecil seperti ibunya,” tutur Mahmoud yang tak henti-hentinya menitikkan air matanya saat menggendong putrinya.

Kata Aya berasal dari bahasa Arab yang berarti keajaiban. Itu merupakan nama yang dipilih Jayne saat masih hidup.

“Saat Aya dewasa, akan saya katakan betapa ibunya mencintainya. Akan saya ceritakan semuanya. Ini merupakan keinginan Jayne untuk memiliki bayi dan menjadi ibu yang baik,” ujar Mahmoud.

Jayne merupakan juara ice skating Inggris tahun 1989 dan menduduki peringkat tujuh di dunia.



Mahmoud Soliman dan Jayne Soliman

Ia pernah mengikuti beragam kompetisi internasional sebelum akhirnya menjadi atlet ski profesional. Beberapa tahun terakhir ia menjadi pelatih tamu di Dubai, dan disinilah ia bertemu dengan Mahmoud yang bekerja sebagai IT.

Dua tahun silam ia kembali ke Inggris dengan kehidupan barunya dan menempati rumah di Bracknell, Berks. Jayne yang memiliki nama asli Jayne Campbell ini kemudian bekerja di Bracknell Ice Skating Club.

Biskuit Lumpur? Anda Hidup di sini Patut Bersyukur

02 Februari 2009

Meskipun mengetahui lumpur mengandungi toksin atau parasit yang dapat membawa maut, namun masyarakat miskin di Haiti terpaksa meneruskan kehidupan dengan tanah lembek yang dikeringkan itu. ADONAN telah dicampurkan garam dan lemak sayuran akan dibentuk bulat.

BERSYUKURLAH dan ucapkanlah terima kasih kepada Tuhan, jika hari ini anda masih memiliki makanan untuk sarapan pagi. Walaupun hanya sekeping roti atau segelas susu, percayalah, anda sudah lebih dari cukup.

Di Port-Au-Prince, Haiti, penduduknya tergolong miskin. Apakah santapan tengah hari mereka? Ya, biskuit lumpur. Bukan karena rasanya yang enak, tetapi sebab terpaksa. Inilah yang dilalui oleh Charlene Dumas dan keluarganya yang merupakan sebahagian penduduk di Port-Au-Prince .

Dengan kenaikan harga makanan, masyarakat paling miskin di Haiti tidak mampu membeli sepiring nasi untuk mengisi perut yang lapar dengan makanan. Keadaan ini memaksa mereka mengambil langkah yang mungkin anda tidak dapat bayangkan semata-mata untuk mengganjal perut.

Charlene, 16, bersama bayi lelakinya yang baru berusia sebulan, terpaksa bergantung kepada sejenis penawar kelaparan tradisional masyarakat Haiti yaitu biskuit yang diperbuat daripada lumpur kuning yang dikeringkan.

SEORANG penduduk merasai biskuit sebelum membelinya.

"Apabila ibu saya tidak memasak, saya terpaksa makan biskuit ini tiga kali sehari," kata Charlene.
Anaknya, Woodson yang berbaring statik di atas pahanya kelihatan lebih kurus berbanding beratnya yang mencecah enam paun sewaktu lahir.
"Apabila saya menyusukan Woodson, bayi saya ada kalanya kelihatan tidak selera, karena perutnya mulas-mulas", katanya.

HARGA lumpur untuk menghasilkan 100 keping biskuit kini bernilai RM16.

Di pasar kawasan orang miskin La Saline, dua piring nasi dijual pada harga 60 sen. Harga tersebut telah dinaikkan sebanyak 10 sen sejak bulan Desember lalu.
Harga kacang, susu dan buah-buahan juga meningkat pada kadar yang sama. Malah, harga untuk tanah liat yang boleh dimakan turut mengalami peningkatan yang hampir mencecah RM4.85 dalam tempo beberapa tahun kebelakangan ini.

BISKUIT lumpur yang siap akan dipasarkan di jalanan.

Menurut pembuat biskuit, harga lumpur untuk menghasilkan 100 keping biskuit kini bernilai sekitar RM16. Itu pun pada harga sekitar 5 sen sekeping biskuit lumpur masih menjadi rebutan. Kira-kira 80 persen warga Haiti menjalani kehidupan kurang daripada RM6.40 sehari perolehan pendapatan.
Truk-truk pedagang akan membawa bertong-tong lumpur ke pasar La Saline dari pusat bandar Hinche dan akan kelihatan puluhan wanita berebut membeli bahan tersebut untuk diproses menjadi biskuit.
Dengan mengangkat beberapa tong lumpur dan air sambil menaiki anak tangga menuju kebagian atap sebuah bekas penjara, batu-batuan dan kerikil lumpur dipisahkan dengan sehelai kertas sebelum bahan-bahan tadi diolah bersama sedikit garam.
Adonan kemudian dibentuk menjadi biskuit bulat dan dibiarkan kering di bawah sinar terik matahari. Biskuit-biskuit yang telah kering, dimasukkan ke dalam tong untuk dijual di pasar atau tepi-tepi jalanan.
Seorang wartawan yang mencoba sekeping biskuit tersebut mendapati ia memiliki ketebalan dan licin, dan jika terkena lidah, ia mampu menyerap semua lembaban dalam mulut.
Lumpur mengandung toksin atau parasit yang dapat membawa maut. Namun, menurut seorang profesor imunologi dari Universiti State Colorado yang mengkaji pemakanan lumpur, Gerald N. Callahan menjelaskan, lumpur juga berpotensi memperkuatkan tahap imun janin dalam rahim terhadap beberapa jenis penyakit.

BISKUIT dikeringkan di bawah sinaran matahari terik.


Para doktor di Haiti berkata, mereka yang bergantung kepada biskut-biskut tersebut untuk makanan sebenarnya sangat beresiko terhadap malnutrisi. "Jika saya melihat orang makan biskuit-biskuit itu saya akan melarangnya, " kata Dr. Gabriel Thimothee, seorang pengarah eksekutif di Kementerian Kesihatan Haiti .....

Seorang ibu, Marie Noel, 40, yang menjual biskuit-biskuit tersebut di pasar menampung kehidupan tujuh orang anaknya berkata, seluruh keluarganya bergantung kepada biskuit ini. "Saya harap suatu hari nanti, saya mempunyai makanan yang mencukupi dan tidak lagi perlu makan benda-benda ini. Saya tahu ini tidak menyehatkan, " katanya. – AP

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet