The Power of Kepepet (Bag. 2)

24 Juni 2009

Ada 2 sebab yg membuat orang tdk tergerak untuk berubah.

  • Yang pertama adalah impiannya/ cita2nya kurang kuat,
  • Yang kedua tidak kepepet/tertekan.
Dua hal tersebut yang seringkali disebut orang sebagai motivasi. Kesalahan fatal yang timbul oleh sebagian besar motivator ataupun trainer motivasi lainnya adalah hanya menggunakan impian sebagai 'iming-iming' untuk menggerakkan audiens. "Apa Impian anda ? Siapa yang impiannya punya mobil mewah ? Rumah mewah ? atau bahkan kapal pesiar ?" Memang, saat di ruang seminar, mereka sangat terbawa dan termotivasi oleh sang motivator. Tapi masalahnya, sepulang dari seminar, mereka dihantam kemalasan, mungkin juga halangan-halangan bahkan seringkali oleh orang-orang yang mereka sayangi.
Apa jadinya ?
Mereka tetap diam ditempat.

MAU BERUBAH?


COBA CIPTAKAN KONDISI KEPEPET ANDA SENDIRI.

Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang 'kepepet' sebelumnya. Seperti pegas, saat kita tekan, maka akan menimbulkan gaya tolak yang lebih besar.

Trus, apa yang harus kita lakukan ?

Cara pertama untuk mengeluarkan 'potensi kepepet' kita, dengan cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi kepepet, maka kita akan memfungsikan organ tubuh dan hormon-hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini Anda di-Purnakaryakan, apa yang Anda rasakan ? atau dengan cara anda bayangkan kalo besok anda tidak punya uang sepeserpun !
Bagaimana anda memenuhi kebutuhan keluarga?

Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara fisik.

Misalnya dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai.
Semua itu pilihan Anda lho, jangan salahkan saya untuk risikonya.
Tergantung dari karakter masing-masing orang.
Namun jangan lupa, Integritas dan Kredibilitas tetap harus dijaga.

Cara manapun yang akan Anda pilih, yang penting
MELANGKAH UNTUK LEBIH MAJU, jangan kebanyakan mikir atau sekedar membaca tulisan ini.

Karena kehidupan Anda tidak akan berubah hanya dengan mengikuti seminar atau membaca, tapi dengan ACTION.

"Jika rasa sakit terhadap kondisi sekarang tidak kuat, orang tak akan beranjak untuk berubah".


PASTI BISA..!

Baca dulu The Power of Kepepet Bag 1

Susu Sapi Bukan Untuk Manusia

16 Juni 2009


Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu – kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi ti­dak akan minum susu. Mengapa manusia seper­ti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

"Itu gara-gara pabrik susu yang terus meng­iklankan produknya," ujar Prof Dr Hiromi Shi­nya, penulis buku yang sangat laris: The Mira­cle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.


Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung menga­lir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita.

Aki­bat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat.


Begitu sampai di usus, susu tersebut lang­sung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Un­tuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa menge­luar­kan cadangan "enzim induk" yang seha­rus­nya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mu­dah terkena osteoporosis.


Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sen­sasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dia­lah dokter pertama di dunia yang melakukan ope­rasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah me­me­riksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.


Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiro­mi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus de­ngan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak ber­mu­tu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.


Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/mi­nu­man yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bi­sul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sa­ngat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.


Karena tugas usus adalah menyerap maka­nan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau ma­kanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bu­kan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Aki­batnya, per­tumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas ber­mun­cu­lan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti da­ging, bisa menyisakan kotoran yang menem­pel di din­ding usus: menjadi tinja stagnan yang kemu­dian membusuk dan me­nimbulkan penyakit lagi.


Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomen­da­sikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 per­sen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.


Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.


Dia juga menyebut contoh harimau yang ha­nya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.


Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, kata­nya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, un­tuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang le­bih penting agar di mulut makanan bisa ber­cam­pur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, se­baiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.


Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga me­nganjurkan agar setelah makan sebaiknya ja­ngan tidur sebelum empat atau lima jam ke­mu­­dian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.


Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah ter­tentu yang tersimpan di dalam "lumbung en­zim-induk". Enzim-induk ini setiap hari dike­luarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah men­jadi berbagai macam enzim sesuai keper­luan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lum­bung enzim-induk. Mati, menurut dia, ada­lah habisnya enzim di lumbung masing-masing.


Maka untuk bisa berumur panjang, awet mu­da, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah meng­hemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan ma­ka­nan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.


Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digo­reng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, me­ngolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu ba­nyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Mem­buangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.


Prof Hiromi sendiri secara konsekuen men­jalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 ta­hun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Se­bab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.


Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga mene­rapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pa­sien penyakit usus, termasuk kanker usus, ba­nyak dia selesaikan dengan "pengobatan" ala­miah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari sa­tu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh se­cara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dok­ter spesialis lain. Pendidikan dokter spe­sia­lis­lah yang menghancurkan ilmu kedok­te­ran yang sesungguhnya.


Saya mencoba mengikuti saran buku ini se­bulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.


Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya se­nang. Kalau hatinya sudah senang dan pi­kirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk ber­tambah. Nah... gan pei!


Sumber : Catatan Dahlan Iskan


Tangan Terkepal

13 Juni 2009


Apa yang dapat kita lakukan dengan tangan terkepal?

- Meneriakkan yel-yel yang bersemangat
- Memukul (benda, angin atau orang)
- Olah raga adu panco
- Olah raga yang sejenis dengan tinju
- Mengancam orang
- Meluapkan emosi pada momentum kemenangan (olah raga, ujian, wawancara, tender, tuntas pekerjaan dll)


KEMUDIAN.....


Apa pula yang dapat Anda lakukan dengan tangan terbuka?

- Berdoa
- Meminta
- Menjelaskan
- Bersalaman
- Menuntun (anak belajar jalan, jompo menyeberang jalan dll)
- Memegang
- Tepuk tangan
- Melambai
- Membelai rambut istri atau anak
- Memijit suami atau istri
- Menghormat

Saya, mampu menuliskan kegunaan tangan terbuka lebih dari 100 buah. Tapi, untuk menemukan 6 saja kegunaan tangan terkepal, saya telah memeras pikiran. Bagaimana dengan Anda?

Jika tangan Anda sedang terkepal, Anda akan kesulitan untuk memberi, kecuali memberikan pukulan - pada olah raga tinju misalnya. Pada saat ini, Anda sedang fokus pada apa yang Anda rasakan, sehingga relatif tidak siap untuk memberi ataupun menerima. Terkait euphoria EURO 2008, bahkan pada tangan terkepal saat perayaan mencetak gol, Podolski tidak terlalu memperdulikan pelukan, rangkulan, pujian atau ucapan terima kasih dari sesamanya.

Mungkin, pada hampir keseluruhan aktivitas dengan tangan terkepal; semua pribadi sedang tenggelam dalam emosi ke-aku-annya.
Jujur saja, tidak banyak hal yang dapat kita lakukan, jika kita sangat sibuk dengan ke-aku-an kita. Dunia modern yang dicirikan dengan networking, korporasi, koordinasi, negosiasi, koperasi; menuntut kita untuk selalu mempertimbangkan dengan cermat aspek di luar kita, bukan ke-aku-an kita. Tidak akan ada negosiasi yang menyenangkan banyak pihak, jika perasaan atau kepentingan kita tidak bisa dikompromikan.

So, sebagian besar kehidupan ini ternyata memerlukan : tangan terbuka!

Tetapi mohon Anda merenungkan lebih dalam bahwa, tangan terbuka tidak lebih mendamaikan kehidupan dibandingkan dengan hati terbuka. Kemudian, Anda akan menemukan bahwa kehidupan ini, lebih membutuhkan hati terbuka Anda lebih banyak dibandingkan tangan terbuka Anda.

Bagaimana dengan kelapangan pada hidup ini?
Karena luas dan dalamnya hati itu tak terbatasi oleh ukuran dimensi fisik, maka Anda akan terheran-heran dengan keajaiban indahnya kehidupan pada pribadi dengan hati yang terbuka. Mohon untuk Anda sadari, sesungguhnya hati yang dirasa sempit itu, bukan karena luasan hati yang sempit, melainkan Anda (atau Yang Maha Kuasa) menutupkan sesuatu pada pintunya.

Anda tidak mungkin bersalaman dengan tangan terkepal (Indira Gandhi).

Bersalaman, apapun juga tujuannya (bermaafan, bekerja sama, melepas kerinduan dll), seyogyanya merupakan perpaduan manis antara tangan terbuka dan hati terbuka. Kehadiran salah satunya, tidak akan mendatangkan manfaat yang optimal. Anda tidak bisa memaafkan seseorang dengan tangan yang terbuka saja. Juga Anda tidak bisa mendatangkan kebaikan yang banyak, jika Anda sibuk memaafkan orang lain tanpa mau mengulurkan tangan terbuka Anda untuk bersalaman. Orang lain, tetap saja membutuhkan tangan terbuka Anda.

Tapi mohon Anda tidak lekas curiga. Tetaplah menyambut uluran tangan terbuka bagi sebuah harapan persahabatan yang tulus. Karena harapan yang baik, akan menaburi hati-hati yang terkuncupkan - untuk merekah dengan perlahan pada saat musimnya tiba.

Anjuran terbaiknya adalah : ulurkan tangan terbuka sebagai tanda terbukanya hati Anda, pada siapa pun.

Terima kasih yang dalam atas kesediaan menerima sudut pandang di atas.
Selamat menikmati jamuan akhir pekan terindah dari Yang Maha Penyayang.

Sumber : syarifniskala.wordpress.com

Kisah Besi dan Air

09 Juni 2009

Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya :" Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak " Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia akan dinyatakan menang" Besi dan air pun mulai berlomba :


Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang sangat keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Dia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu. Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, Dia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya. Score air dan besi 1 : 0 ntuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, Dia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini. Dia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"Airpun segera menggenang sebenarnya dia pun kesulitan mengatasi rintangan ini, tetapi kemudian dia

membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap. Dia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian dia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.

Jadikanlah hidup kita seperti air. Dia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit dia bergerak tetapi dia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, dia flexibel dan tidak kaku karena itu dia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun si air mengalami suatu kemustahilan ntuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

Walau memang kenyataannya kekerasan juga masih dominan sebagai pilihan pada beberapa manusia
yang berkesempatan, ... ???!!!


Menjual Sisir Pada Bhiksu

05 Juni 2009


Pertanyaan :

Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara (yang semua kepalanya gundul) -- Bisakah anda melakukannya? Apa jawaban anda ?

a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gile
c) Aku akan sekali mencoba untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih, sebutkanlah jumlahnya)

Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk meilhat apakah anda termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.


Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
" Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. B menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Semoga sukses !"


RACUN DAN VIRUS PULSA ASMARA

01 Juni 2009

Berbagai macam sarana komunikasi dan transportasi diciptakan untuk mempermudah segala urusan kehidupan. Sehingga dunia laksana satu daratan yang bisa dijangkau dengan mudah dalam waktu sekejap tanpa menisakan letih dan lelah. Padahal enam puluh tahun yang lalu, sarana komunikasi dan transportasi masihlah minim. Segala sesuatu ditempuh dengan waktu yangsangat lama. Namun saat ini semuanya serba instant. Hubungan jarak jauh bisa dilakukan tanpa jeda waktu. Karena komunikasi dan transportasi semakin canggih serta teknologi semakin mutakhir.

Namun yang harus diwaspadai, di tengah gemerlapnya eksploitasi teknologi dan gencarnya penjajahan moral yang dilakukan para kapitalis, terutama di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam, maka semu pihak harus mengetahui racun dan virus berbahaya yang diselipkan dalam kecanggihannya. Racun atau virus itu sungguh mudah menjangkiti kita semua. Apabila kita sudah merasakan maka sendi-sendi moral kita lambat laun akan rontok seperti ruas-ruas jemari yang berjatuhan terkena lepra ganas. Tapi seringkali penyakit yang sangat berbahaya itu tidak nampak karena mata kita terlalu silau oleh kecanggihannya.

Saat teknologi telepon semakin canggih, harga pesawat telepon dan perangkat elektronik semakin murah, serta jaringan pemasaran distribusinya sudah merambah hingga pelosok-pelosok daerah, maka penyakit itu pun semakin rapat mengepung kita.

Dengan teknologi handphone berkamera, lahirnya fasilitas 3G, chatting melalui internet dan komputer berkamera, maka hubungan langsung antara manusia pun semakin menganga lebar. Pembicaraan lewat media tersebut seperti sudah tidak menyisakan sekat-sekat lagi. Orang yang kita ajak bicara sudah jelas terpampang di depan kita. Apa yang ditampilkan di kamera, itulah keadaan lawan bicara kita yang sesungguhnya. Gambar si dia yang sedang manja, senyumnya yang menggoda, desah suaranya yang membuat terlena, dapat dengan mudahnya dinikmati dengan fasilitas komunikasi semacam ini.

Maka ketika batasan moral sudah semakin memudar dan hilang. Saat pengawasan dari orant tua semakin renggang, para pemuda dan pemudi pun semakin leluasa berhubungan dengan kamuflase teknologi tersebut. Mereka dengan mudah membuat janji berbicara mesra berkoodinasi dengan pasangan untuk mengelabui orang tua guna bertemu berdua untuk khalwah elektronik.Sungguh sangat mudah dilakukan dengan memanfaatkan murahnya pulsa.
Lihatlah. Kita akan dengan mudah menyaksikan apa yang dilakukan kaum muda kita. Anak-anak sekolah dengan penuh bangga da nbahagia memanfaatkan fasilitas kecanggihan HP terbaru. Tanpa sadar, mereka telah terjebak. Virus dan racun telah merasuki dirinya. Ia terus menjalar dan menyerang benteng-benteng keimanan.

Apabila ini yang terjadi, maka sungguh kehancuran moral yang senyata-nyatanya. Sehingga saat pemuda dan pemudi sudah terjebak dalam jeratan komunikasi yang semacam ini, maka sangat susah untuk melepaskan diri. Masih Nggak percaya... Percayalah...Jangan coba-coba!

Mereka sudah dapat merasakan indahnya janji dan harapan, hangatnya pembicaraan, mesranya rayuan, serta manisnya pujian. Sukma mereka pun serasa melayang-layang. Pada akhirnya untuk terjerumus ke dalam hubungan yang lebih gelap akan dengan sangat mudah terjadi. Akibatnya, dua sejoli yang tadinya hanya membangun hubungan dengan jaringan HP, telepon, atau internet saling berjanji untuk bertemu. Mereka tergoda untuk "mengenal lebih dekat". Janji dan pertemuan pun terjadi, awalnya dengan sembunyi-sembunyi itu pun dilakukan di luar rumah, pertemuan pertama menyisakan rasa penasaran yang menggelitik kalbu. Syetan pun tak tinggal diam. Ia dengan gencar menggoda untuk bertemu yang kedua kali dan seterusnya. Bahkan dengan terang-terangan datang/apel ke rumah. Sebagaiman yang dikatakan oleh seorang penyair:

Berawal dari pandangan, lalu senyuman
Kemudian salam, disusul pembicaraan
Lalu berakhir dengan janji dan pertemuan.

Syetan dan iblis pun tertawa lebar. Mereka terus mengipasi api asmara yang sedang membara hingga membakar keduanya. Kemudian kedua sejoli terlena melanggar arena terlarang dan menjamah sutra haram, wal iyadzubillah. Akhirnya banyak wanita remaja yang menjadi mangsa panas asmara. Mereka benar-benar menjadi korban permainan api cinta.

Anak-anak ABG, bahkan yang telah dewasa sekalipun dengan mudah terjebak dalam kubangan lumpur kehinaan semacam ini. Apalagi kalau sudah tidak memiliki filter agama yang kuat. Maka pada ahirnya hubungan bebas oleh dua pasangan yang belum semestnya, semakin mudah dilakukan. Akibatnya adalah aib, kehormatan melayang, serta suramnya masa depan.

Maka, wahai para pemuda dan pemudi, para orang dewasa dan orang tua, renungkanlah secara mendalam akan bahaya dari racun asmara dan virus pulsa serta khalwah elektronik!

PENANGKAL RACUN DAN VIRUS PULSA ASMARA

Berikut ini saya akan mencoba memberikan beberapa solusi agar racun da nvirus pulsa tidak mudah menyerang diri kita dan keluarga. Ini beberapa resep penangkalnya, semoga dapat membantu kita:

  1. Membentengi keluarga dengan aqidah yang shahih dan akhlak mulia. Jangan bosan dan menyerah untuk mengajak keluarga menuntut ilmu syar'i dan mengamalkannya.
  2. Tanamkan kepada keluarga bahwa pergaulan bebas adalah jerat-jerat syetan yang bahaya da nkerugiannya nyata di dunia, dan adapun di akhirat akan mendapat adzab Allah yang sangat pedih.
  3. Para orang tua hendaknya bijaksana dalam memenuhi peermintaan anak-anaknya yang merengek minta dibelikan HP atau komputer multimedia. Karena dari dua media tersebut sangat mudah virus-virus itu menyebar. Gambar dan film porno, komunikasi bebas, akan dengan mudah didapatkan dan dijalin melalui media ini.
  4. Hendaknya mendampingi dan mengawasi ketika anak menggunakan jaringan internet.
  5. Jangan letakkan komputer multimedia di kamar pribadi anak. Usahakan komputer diletakkan di ruang keluarga yang mudah diawasi penggunaannya.
  6. Usahakan agar anak-anak tidak memliki HP. Kalau si anak memang perlu untuk dibawa keluar lebih baik dipinjami milik orang tua.
  7. Kalau memang harus membelikan HP kepada anak maka hendaknya dibelikan sesuai dengan kebutuhan yang utama.
  8. Para pemuda dan pemudi yang sudah siap menikah, hendaknya bersegera. Jangan ditunda! Jangan ciptakan ruang untuk berpacaran.
  9. Para orang tua hendaknya mendukung keinginan anak-anaknya yang menyatakan sudah sanggup untuk menikah.
  10. Mengawasi teman bergaul anak-anak kita dan bersikap selektif dalam memilihkan teman bergaul untuk mereka. Jangan biarkan mereka keluar rumah tanpa kontrol apalagi keluar dengan teman lawan jenis.

Random Post

Widget edited by Nauraku

Arsip Komentar

Free Image Hosting


 

Top Post

SUARA MERDEKA CYBERNEWS

detikInet